Sabtu, 12 Oktober 2024

Merajut Keberkahan Ibadah dan Kemandirian Umat: Refleksi Wakaf dan Tiga Hal yang Dicintai Allah



Margomulyo - Jumat, 11 Oktober 2024, pukul 20.30 hingga 23.00, Masjid Baiturrohman Tepus, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo kembali menjadi pusat spiritual dalam kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan rutin malem Sabtu Pahing. Acara ini dihadiri oleh segenap jamaah masjid, perangkat dusun, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan badan otonom NU yang ada di wilayah tersebut.

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap selapan (hitungan Jawa, setiap 35 hari), tepatnya pada Jumat Legi malam Sabtu Pahing. Sejak awal, suasana masjid dipenuhi dengan kekhusyukan para jamaah yang mengikuti rangkaian acara dengan penuh kesungguhan hati.

Acara dimulai dengan pembacaan Yasin Fadhilah, dipimpin oleh Abdul Ghofur, Kasat Koryon Banser Margomulyo, diikuti oleh seluruh jamaah dengan suara lantang penuh penghayatan. Dilanjutkan dengan tahlil yang dipimpin oleh Kiyai Jumari, Wakil Ketua MWCNU Margomulyo. Suara zikir dan doa yang menggema di dalam masjid menambah kedamaian malam itu, menyatukan setiap hati dalam kebersamaan dan harapan akan keberkahan Allah SWT.

Kegiatan ini diinisiasi oleh warga Dusun Tepus, khususnya jamaah Masjid Baiturrohman, sebagai bentuk komitmen mereka dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai spiritual serta persaudaraan di tengah-tengah masyarakat.

Puncak acara ditandai dengan Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kiyai Badrun, Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) KUA Kecamatan Margomulyo. Dalam ceramahnya, Kiyai Badrun mengangkat tema yang menggugah tentang tiga hal yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Beliau menyampaikan bahwa ada tiga perkara yang sangat dihargai dalam agama Islam:

"Pertama, shalat tepat pada waktunya. Kedua, berbakti kepada kedua orang tua. Dan ketiga, berjuang dalam syi'ar agama Allah."

Dengan gaya penyampaian yang penuh kehangatan, Kiyai Badrun menekankan pentingnya menjaga shalat sebagai bentuk kedisiplinan terhadap perintah Allah, serta berbakti kepada orang tua sebagai jalan menuju keridhaan-Nya. Beliau juga mengingatkan hadirin akan urgensi perjuangan dalam syi'ar agama, baik dengan lisan, harta, maupun tindakan, sebagai bagian dari tanggung jawab setiap Muslim.

Pesan yang disampaikan malam itu begitu menyentuh hati para jamaah, menumbuhkan semangat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya dengan sebaik-baiknya. Pengajian rutin malem Sabtu Pahing ini bukan hanya menjadi momen penguatan iman, tetapi juga wadah untuk mempererat silaturahmi dan memperkokoh ukhuwah di antara warga.

Selain membahas tiga hal yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, Kiyai Badrun juga memaparkan isu penting lainnya, yakni Pemberdayaan Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Dalam penjelasannya, beliau menekankan bahwa wakaf, sebagai salah satu instrumen sosial dalam Islam, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan umat jika dikelola secara produktif dan profesional.

Kiyai Badrun menjelaskan bahwa wakaf tidak hanya terbatas pada tanah atau bangunan untuk keperluan ibadah, tetapi bisa berupa wakaf uang atau aset lainnya yang dapat diberdayakan untuk kegiatan produktif. “Jika dikelola dengan baik, wakaf dapat menjadi sumber pendanaan berkelanjutan untuk pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi umat sebagai salah satu kunci kemandirian masyarakat Muslim. Menurut Kiyai Badrun, ekonomi umat harus diperkuat dengan meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam bidang usaha, terutama usaha kecil dan menengah. “Kemandirian ekonomi adalah pondasi bagi kekuatan umat. Dengan ekonomi yang kuat, umat Islam akan lebih mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera,” tambahnya.

Pesan Kiyai Badrun ini menggugah kesadaran jamaah akan peran wakaf dan ekonomi umat dalam pembangunan sosial, sekaligus mengajak mereka untuk lebih berperan aktif dalam mendukung program-program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan bersama. Semangat pemberdayaan yang beliau sampaikan memberikan perspektif baru tentang bagaimana syariat Islam bisa diterapkan secara nyata untuk kemaslahatan umat.


0 Post a Comment:

Posting Komentar