Sabtu, 19 Oktober 2024

"Santri Sebagai Pilar Peradaban: Refleksi Hari Santri Nasional 2024"

Oleh: Badrun

Pendahuluan

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, terutama bagi kalangan santri dan pesantren. Sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, Hari Santri menjadi bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap peran penting santri dalam sejarah perjuangan bangsa dan kontribusi mereka dalam pembangunan nasional.

Dalam artikel ini, kita akan merefleksikan peran santri sebagai pilar peradaban, terutama dalam konteks peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang bertemakan “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan.”

 

1. Latar Belakang Hari Santri Nasional

a. Sejarah Penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015.

Penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober oleh Presiden Joko Widodo didasarkan pada peristiwa Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945.

Resolusi Jihad ini menyerukan kewajiban umat Islam, khususnya kalangan santri, untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan. Sejarah ini menjadikan santri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan bangsa, mulai dari merebut, mempertahankan, hingga mengisi kemerdekaan.

Sejak 2015, Hari Santri tidak hanya dimaknai sebagai pengingat perjuangan masa lalu, tetapi juga sebagai momentum untuk menguatkan peran santri dalam era kekinian, baik dalam konteks sosial, politik, pendidikan, maupun agama.

 

b. Makna dan Tujuan Peringatan Hari Santri.

Hari Santri Nasional bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa santri dan pesantren memiliki kontribusi besar dalam pembentukan karakter bangsa. Santri tidak hanya memiliki peran dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam berbagai sektor kehidupan, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan perjuangan kemerdekaan.

Makna dari peringatan ini juga terletak pada pesan bahwa nilai-nilai pesantren, seperti keikhlasan, kesederhanaan, dan kebersamaan, harus terus dijaga dan dikembangkan dalam menghadapi tantangan zaman. Santri diposisikan sebagai garda terdepan dalam menjaga moralitas dan integritas bangsa, terutama di tengah arus modernisasi dan globalisasi.

 

c. Fokus Peringatan Tahun 2024: Peran Santri dalam Membangun Peradaban

Pada tahun 2024, fokus peringatan Hari Santri adalah peran santri dalam membangun peradaban. Hal ini relevan dengan perkembangan global yang semakin dinamis dan kompleks. Santri diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan modern, baik di tingkat lokal maupun global.

Peran santri tidak hanya terbatas pada lingkup pesantren, tapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, dan budaya. Mereka diharapkan mampu beradaptasi dan memberikan solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, seperti radikalisme, kemiskinan, ketimpangan sosial, serta tantangan ekonomi dan lingkungan.

 

d. Tema Hari Santri 2024: “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”

Tema Hari Santri 2024, “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” mencerminkan kesinambungan perjuangan para santri dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. "Menyambung Juang" berarti melanjutkan semangat juang para ulama dan pendahulu dalam mempertahankan kemerdekaan dan membangun Indonesia.

Sementara "Merengkuh Masa Depan" menekankan pentingnya mempersiapkan generasi santri dalam menghadapi perubahan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

Tema ini juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dan kolaborasi di kalangan santri untuk menjawab kebutuhan zaman, tanpa melupakan akar tradisi dan nilai-nilai keislaman yang selama ini menjadi fondasi kehidupan pesantren. Dengan semakin terbukanya akses informasi dan teknologi, santri diharapkan mampu menjadi pilar yang kokoh dalam membangun peradaban yang berkelanjutan dan berakhlak mulia.

 

2. Pentingnya Peran Santri dalam Sejarah Bangsa

Santri telah lama menjadi bagian integral dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan identitas nasional.

Mereka tidak hanya berperan sebagai penjaga nilai-nilai keagamaan, tetapi juga sebagai pelopor dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, seperti pendidikan, budaya, dan politik.

 

a. Kontribusi Santri dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang perlawanan terhadap penjajah. Salah satu momentum penting yang menegaskan posisi strategis santri dalam perjuangan nasional adalah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini menyerukan kepada seluruh umat Islam, terutama santri, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan.

Seruan ini tidak hanya memberikan legitimasi teologis bagi perjuangan melawan penjajah, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Para santri bersama dengan rakyat Surabaya menunjukkan semangat juang yang luar biasa dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.

Selain peristiwa tersebut, santri juga terlibat aktif dalam berbagai perlawanan terhadap penjajahan di berbagai daerah, baik melalui jalur militer maupun diplomasi. Mereka menggunakan jaringan pesantren sebagai basis pengorganisasian perjuangan, yang ditopang oleh nilai-nilai keikhlasan, keperwiraan, dan pengabdian kepada bangsa dan agama.

Dengan demikian, santri tidak hanya berperan di medan perang, tetapi juga dalam membangun kesadaran nasional dan semangat kebangsaan di kalangan masyarakat.

 

b. Peran Santri dalam Menjaga Nilai-Nilai Keagamaan dan Kebangsaan

Selain kontribusi mereka dalam perjuangan fisik melawan penjajah, santri juga memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. Pesantren, sebagai institusi pendidikan tradisional Islam, telah menjadi penjaga utama ajaran Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. Nilai-nilai ini sangat penting dalam menjaga keharmonisan sosial dan mencegah berkembangnya ekstremisme yang dapat merusak persatuan bangsa.

Santri diajarkan untuk mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Nilai-nilai ini tercermin dalam ajaran tawassuth (moderasi), tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan i'tidal (keadilan) yang menjadi landasan kehidupan pesantren. Dengan prinsip-prinsip ini, santri berperan dalam menjaga keutuhan bangsa, melawan segala bentuk radikalisme, serta mempromosikan dialog antaragama dan budaya.

Tidak hanya itu, santri juga memainkan peran penting dalam penguatan identitas kebangsaan. Melalui pendidikan di pesantren, mereka belajar tentang sejarah perjuangan bangsa, nilai-nilai Pancasila, dan konsep NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Pemahaman ini kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari santri, baik di lingkungan pesantren maupun ketika mereka kembali ke masyarakat luas.

Dengan demikian, santri telah menjadi penjaga moralitas bangsa, yang tidak hanya berpegang teguh pada ajaran agama, tetapi juga pada nilai-nilai kebangsaan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Mereka mampu memadukan antara semangat keagamaan dengan semangat kebangsaan, yang menjadi ciri khas Islam Nusantara.

 

I. Pengertian Santri sebagai Pilar Peradaban

1. Definisi Santri

a. Pengertian Santri dari Perspektif Tradisional dan Modern.

Santri secara tradisional merujuk pada individu yang belajar di pesantren, tempat di mana mereka menerima pendidikan agama Islam dan nilai-nilai moral. Dalam konteks ini, santri dianggap sebagai pelajar yang mengabdikan diri untuk memahami ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, dalam perspektif modern, pengertian santri telah meluas. Saat ini, santri tidak hanya terbatas pada mereka yang belajar di pesantren, tetapi juga mencakup siapa saja yang berkomitmen untuk menjalankan ajaran Islam dan berusaha memperbaiki akhlak serta moralitas dalam kehidupan sosial mereka. Dengan demikian, santri dapat diartikan sebagai individu yang berusaha untuk menjadi lebih baik, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.

 

b. Santri sebagai Agen Pembawa Nilai-nilai Keagamaan, Moral, dan Sosial.

Santri berperan penting sebagai agen pembawa nilai-nilai keagamaan, moral, dan sosial dalam masyarakat. Mereka tidak hanya belajar tentang agama, tetapi juga diharapkan untuk mengamalkan dan menyebarkan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat luas.

Dalam konteks ini, santri berfungsi sebagai teladan dalam berperilaku baik, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif terhadap lingkungan sosial mereka. Dengan demikian, santri menjadi jembatan antara ajaran agama dan praktik kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya dapat membantu membangun masyarakat yang lebih baik dan beradab.

 

2. Makna 'Pilar Peradaban'

a. Konsep Peradaban dalam Konteks Masyarakat yang Maju, Beradab, dan Bermoral.

Peradaban dapat dipahami sebagai suatu tatanan masyarakat yang ditandai oleh kemajuan dalam berbagai aspek, termasuk ilmu pengetahuan, budaya, dan moralitas. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan etika dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam konteks ini, santri sebagai pilar peradaban memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tetap terjaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

b. Peran Santri dalam Membangun dan Mempertahankan Tatanan Sosial yang Beradab.

Santri memiliki peran yang sangat penting dalam membangun dan mempertahankan tatanan sosial yang beradab. Mereka diharapkan untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengedukasi diri sendiri, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.

Dengan mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan lil'alamin, santri dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang harmonis, toleran, dan saling menghormati. Dalam hal ini, santri berfungsi sebagai pilar yang mendukung peradaban yang beradab dan bermoral, serta menjadi contoh bagi generasi mendatang untuk terus berjuang dalam meningkatkan kualitas diri dan masyarakat.

 

II. Kontribusi Santri dalam Membangun Peradaban

1. Peran Santri dalam Pendidikan

a. Pesantren sebagai Pusat Pendidikan Moral dan Agama.

Pesantren telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter dan moral santri. Dalam konteks ini, pesantren berfungsi sebagai pusat pendidikan yang mengintegrasikan ajaran agama dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Melalui kurikulum yang mencakup pelajaran agama, etika, dan keterampilan hidup, pesantren berperan dalam membentuk santri menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Dengan demikian, pesantren menjadi fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang beradab dan bermoral.

 

b. Kontribusi Santri dalam Menciptakan Generasi yang Berakhlak Mulia dan Berilmu.

Santri memiliki tanggung jawab untuk meneruskan nilai-nilai yang mereka pelajari di pesantren kepada generasi berikutnya. Dengan mengamalkan ajaran agama dan moral yang baik, santri berkontribusi dalam menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan berilmu.

Mereka tidak hanya menjadi pelajar, tetapi juga pengajar dan teladan bagi masyarakat. Melalui berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, santri dapat menyebarkan pengetahuan dan nilai-nilai positif, sehingga membantu membangun masyarakat yang lebih baik.

 

2. Santri dan Kepemimpinan Berbasis Nilai

a. Santri sebagai Pemimpin dalam Berbagai Sektor: Pemerintahan, Sosial, dan Agama.

Santri memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, sosial, dan agama. Dengan pendidikan yang mereka terima, santri dilatih untuk memiliki integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.

Nilai-nilai ini sangat penting dalam kepemimpinan yang efektif dan beretika. Santri yang berperan sebagai pemimpin dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat, dengan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan bagi semua.

 

b. Contoh Tokoh-Tokoh Santri yang Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia.

Sejarah Indonesia mencatat banyak tokoh santri yang berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Misalnya, Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang berperan penting dalam pendidikan dan sosial.

Selain itu, tokoh-tokoh seperti KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, juga menunjukkan bagaimana santri dapat berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mereka menjadi inspirasi bagi generasi santri saat ini untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa.

 

3. Santri dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

a. Inisiasi Program-Program Ekonomi Berbasis Pesantren

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Banyak pesantren yang telah menginisiasi program-program ekonomi yang memberdayakan santri dan masyarakat sekitar.

Melalui pelatihan keterampilan, pengembangan usaha kecil, dan koperasi, pesantren berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat. Program-program ini tidak hanya membantu santri untuk mandiri secara finansial, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal.

 

b. Peran Santri dalam Pengembangan Ekonomi Syariah dan Kewirausahaan Sosial

Santri juga berperan penting dalam pengembangan ekonomi syariah dan kewirausahaan sosial. Dengan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam, santri dapat menjadi pelopor dalam menciptakan usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga beretika dan bermanfaat bagi masyarakat.

Melalui inovasi dan kreativitas, santri dapat mengembangkan model bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai syariah, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

 

III. Tantangan dan Peluang Santri di Era Modern

1. Tantangan Globalisasi dan Teknologi

a. Bagaimana Santri Menghadapi Tantangan Era Digital dan Globalisasi

Era globalisasi dan digitalisasi membawa tantangan yang signifikan bagi santri. Akses informasi yang cepat dan luas dapat mempengaruhi pemahaman dan nilai-nilai yang dipegang oleh santri. Tantangan ini menuntut santri untuk lebih kritis dan selektif dalam menyaring informasi yang mereka terima.

Santri perlu dilatih untuk memahami konteks global tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai keagamaan yang telah ditanamkan di pesantren. Dengan kemampuan ini, santri dapat berkontribusi dalam menghadapi isu-isu global, seperti radikalisasi dan intoleransi, dengan cara yang konstruktif dan berbasis pada pemahaman agama yang benar.

 

b. Transformasi Pesantren dalam Penerapan Teknologi dan Pendidikan Modern

Untuk menghadapi tantangan ini, banyak pesantren yang mulai melakukan transformasi dalam metode pendidikan dan penerapan teknologi. Penggunaan media sosial, platform pembelajaran online, dan aplikasi pendidikan menjadi hal yang umum di pesantren modern.

Ini tidak hanya meningkatkan akses santri terhadap berbagai ilmu pengetahuan, tetapi juga memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan berbagai pemikiran dan perspektif dari dunia luar. Dengan demikian, pesantren berperan sebagai lembaga yang adaptif, mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan zaman sambil tetap berpegang pada nilai-nilai keagamaan.

 

2. Peluang Santri dalam Pembangunan Nasional

a. Santri sebagai Agen Perubahan Sosial dalam Masyarakat Modern.

Santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan sosial di masyarakat modern. Dengan pendidikan yang mereka terima, santri dapat mengimplementasikan nilai-nilai keagamaan dalam konteks sosial yang lebih luas. Mereka dapat terlibat dalam berbagai program sosial, mulai dari kegiatan kemanusiaan hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar mereka.

Santri yang aktif berkontribusi dalam pembangunan sosial akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan beradab, serta mengatasi berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh komunitas mereka.

 

b. Peran Santri dalam Menjaga Harmoni Sosial, Toleransi Beragama, dan Persatuan Bangsa.

Di tengah keragaman budaya dan agama di Indonesia, santri memiliki peran penting dalam menjaga harmoni sosial dan toleransi beragama. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam yang mengedepankan toleransi dan saling menghormati, santri dapat menjadi jembatan antara berbagai kelompok masyarakat.

Mereka dapat berperan dalam dialog antaragama, kegiatan lintas komunitas, dan program-program yang memperkuat persatuan bangsa. Dengan demikian, santri tidak hanya berfungsi sebagai individu yang berilmu, tetapi juga sebagai agen yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dalam menghadapi tantangan zaman.

IV. Refleksi Hari Santri Nasional 2024

1. Memaknai Hari Santri sebagai Momentum Kebangkitan.

a. Perenungan atas Kontribusi Santri terhadap Indonesia hingga Saat Ini.

Hari Santri Nasional merupakan momen yang tepat untuk merenungkan kontribusi santri dalam sejarah dan perkembangan Indonesia. Sejak masa perjuangan kemerdekaan, santri telah memainkan peran kunci dalam membangun bangsa melalui pendidikan, kepemimpinan, dan pengabdian sosial.

Mereka tidak hanya menjadi pelajar di pesantren, tetapi juga menjadi pejuang, pendidik, dan tokoh masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai moral dan spiritual. Peringatan ini mengajak kita untuk menghargai peran penting santri dalam konteks sejarah yang lebih luas, serta menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

 

b. Bagaimana Peringatan Hari Santri dapat Menjadi Momentum Kebangkitan Peran Santri dalam Membangun Peradaban yang Lebih Baik.

Peringatan Hari Santri Nasional dapat dijadikan momentum untuk menggerakkan kembali semangat santri dalam membangun peradaban yang lebih baik. Dengan mengangkat tema-tema yang relevan, seperti keberagaman, toleransi, dan keadilan sosial, peringatan ini dapat menginspirasi santri untuk berperan aktif dalam isu-isu kontemporer.

Selain itu, berbagai kegiatan sosialisasi, seminar, dan aksi sosial dapat diadakan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab dalam membangun masyarakat yang beradab. Momentum ini juga dapat memperkuat jaringan antara pesantren dan masyarakat, sehingga kolaborasi dalam berbagai bidang dapat terjalin dengan baik.

 

2. Harapan untuk Masa Depan

a. Peluang Santri untuk Terus Berkontribusi dalam Kancah Nasional maupun Internasional.

Dengan semakin terbukanya akses informasi dan peluang di era global, santri memiliki kesempatan untuk berkontribusi tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Mereka dapat terlibat dalam berbagai forum internasional, program pertukaran pelajar, dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan global.

Santri yang berpendidikan dan berwawasan luas dapat menjadi duta perdamaian dan toleransi, menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil'alamin kepada dunia luar. Ini akan memperkuat citra positif Indonesia di kancah internasional dan mengukuhkan peran santri sebagai agen perubahan global.

 

b. Peran Santri dalam Menciptakan Masyarakat yang Religius, Adil, dan Makmur.

Di masa depan, santri diharapkan dapat terus berperan dalam menciptakan masyarakat yang religius, adil, dan makmur. Dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial, santri dapat menjadi pelopor dalam berbagai gerakan sosial yang berorientasi pada kesejahteraan umat.

Mereka juga dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis syariah, menciptakan lapangan kerja, serta memberdayakan masyarakat. Dengan komitmen yang kuat untuk menjalankan ajaran agama dan berkontribusi dalam pembangunan sosial, santri akan terus menjadi pilar peradaban yang kokoh dan inspiratif bagi generasi mendatang.

Penutup

1. Kesimpulan

a. Rangkuman Peran Santri sebagai Pilar Peradaban.

Santri telah terbukti menjadi pilar peradaban yang penting dalam sejarah dan perkembangan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan di pesantren, santri tidak hanya dibekali dengan pengetahuan agama, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang menjadi landasan dalam kehidupan sosial.

Peran mereka sebagai agen perubahan, pemimpin, dan pemberdaya masyarakat sangat signifikan dalam menciptakan masyarakat yang beradab, toleran, dan sejahtera. Dalam menghadapi berbagai tantangan global, santri memiliki potensi untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional dan internasional, menjadikan mereka sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.

 

b. Pentingnya Menjaga Nilai-nilai dan Tradisi Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan.

Di tengah arus modernisasi dan perubahan yang cepat, penting bagi santri dan pesantren untuk tetap menjaga nilai-nilai dan tradisi yang telah ada. Nilai-nilai keagamaan, moralitas, dan etika yang diajarkan di pesantren harus diadaptasi dan diterapkan dalam konteks yang relevan dengan tantangan masa depan. Dengan cara ini, santri dapat tetap menjadi penggerak perubahan yang tidak hanya berlandaskan pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada akhlak dan budi pekerti yang luhur.

 

2. Ajakan untuk Merayakan Hari Santri dengan Refleksi dan Aksi Nyata

a. Mengajak Seluruh Elemen Bangsa untuk Terus Mendukung Peran Santri dalam Membangun Peradaban yang Bermartabat.

Peringatan Hari Santri Nasional hendaknya bukan hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga momen untuk melakukan refleksi dan aksi nyata. Kami mengajak seluruh elemen bangsa—baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi—untuk terus mendukung dan memberdayakan santri dalam peran mereka sebagai pilar peradaban.

Melalui kerjasama yang baik dan kolaborasi lintas sektor, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi santri untuk berkontribusi lebih besar dalam membangun masyarakat yang bermartabat, damai, dan sejahtera. Mari kita bersama-sama merayakan Hari Santri dengan semangat kebangkitan dan komitmen untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

*Artikel Yang sama juga di Post pada Laman MWCNU Margomulyo
*Penulis adalah Aktifis dan kader NU Ndeso yang juga mendapat amanat sebagai Ketua MWCNU dan MUI Kecamatan margomulyo.

0 Post a Comment:

Posting Komentar