Pendahuluan
Hari Santri Nasional yang
diperingati setiap tanggal 22 Oktober merupakan momen bersejarah bagi bangsa
Indonesia, terutama bagi kalangan santri dan pesantren. Sejak ditetapkan oleh
Presiden Joko Widodo pada tahun 2015, Hari Santri menjadi bentuk pengakuan dan
apresiasi terhadap peran penting santri dalam sejarah perjuangan bangsa dan
kontribusi mereka dalam pembangunan nasional.
Dalam artikel ini, kita
akan merefleksikan peran santri sebagai pilar peradaban, terutama dalam konteks
peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang bertemakan “Menyambung Juang
Merengkuh Masa Depan.”
1. Latar Belakang Hari
Santri Nasional
a. Sejarah Penetapan Hari
Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015.
Penetapan Hari Santri
Nasional pada 22 Oktober oleh Presiden Joko Widodo didasarkan pada peristiwa
Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945.
Resolusi Jihad ini
menyerukan kewajiban umat Islam, khususnya kalangan santri, untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan. Sejarah
ini menjadikan santri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan
bangsa, mulai dari merebut, mempertahankan, hingga mengisi kemerdekaan.
Sejak 2015, Hari Santri
tidak hanya dimaknai sebagai pengingat perjuangan masa lalu, tetapi juga
sebagai momentum untuk menguatkan peran santri dalam era kekinian, baik dalam
konteks sosial, politik, pendidikan, maupun agama.
b. Makna dan Tujuan
Peringatan Hari Santri.
Hari Santri Nasional
bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa santri dan pesantren
memiliki kontribusi besar dalam pembentukan karakter bangsa. Santri tidak hanya
memiliki peran dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam berbagai sektor kehidupan,
seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan perjuangan kemerdekaan.
Makna dari peringatan ini
juga terletak pada pesan bahwa nilai-nilai pesantren, seperti keikhlasan,
kesederhanaan, dan kebersamaan, harus terus dijaga dan dikembangkan dalam
menghadapi tantangan zaman. Santri diposisikan sebagai garda terdepan dalam
menjaga moralitas dan integritas bangsa, terutama di tengah arus modernisasi
dan globalisasi.
c. Fokus Peringatan Tahun
2024: Peran Santri dalam Membangun Peradaban
Pada tahun 2024, fokus
peringatan Hari Santri adalah peran santri dalam membangun peradaban. Hal ini
relevan dengan perkembangan global yang semakin dinamis dan kompleks. Santri
diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai ajaran Islam
dalam kehidupan modern, baik di tingkat lokal maupun global.
Peran santri tidak hanya
terbatas pada lingkup pesantren, tapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
ekonomi, teknologi, dan budaya. Mereka diharapkan mampu beradaptasi dan
memberikan solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa, seperti radikalisme,
kemiskinan, ketimpangan sosial, serta tantangan ekonomi dan lingkungan.
d. Tema Hari Santri 2024:
“Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”
Tema Hari Santri 2024,
“Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” mencerminkan kesinambungan perjuangan
para santri dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
"Menyambung Juang" berarti melanjutkan semangat juang para ulama dan
pendahulu dalam mempertahankan kemerdekaan dan membangun Indonesia.
Sementara "Merengkuh
Masa Depan" menekankan pentingnya mempersiapkan generasi santri dalam
menghadapi perubahan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa
dan agama.
Tema ini juga
menggarisbawahi pentingnya inovasi dan kolaborasi di kalangan santri untuk
menjawab kebutuhan zaman, tanpa melupakan akar tradisi dan nilai-nilai
keislaman yang selama ini menjadi fondasi kehidupan pesantren. Dengan semakin
terbukanya akses informasi dan teknologi, santri diharapkan mampu menjadi pilar
yang kokoh dalam membangun peradaban yang berkelanjutan dan berakhlak mulia.
2. Pentingnya Peran
Santri dalam Sejarah Bangsa
Santri telah lama menjadi
bagian integral dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam
perjuangan kemerdekaan dan pembentukan identitas nasional.
Mereka tidak hanya
berperan sebagai penjaga nilai-nilai keagamaan, tetapi juga sebagai pelopor
dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, seperti pendidikan, budaya, dan politik.
a. Kontribusi Santri
dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
Peran santri dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang
perlawanan terhadap penjajah. Salah satu momentum penting yang menegaskan
posisi strategis santri dalam perjuangan nasional adalah Resolusi Jihad yang
dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini
menyerukan kepada seluruh umat Islam, terutama santri, untuk berjuang
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamasikan.
Seruan ini tidak hanya
memberikan legitimasi teologis bagi perjuangan melawan penjajah, tetapi juga
menjadi pendorong utama dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang
kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Para santri bersama dengan rakyat Surabaya
menunjukkan semangat juang yang luar biasa dalam mempertahankan kedaulatan
NKRI.
Selain peristiwa
tersebut, santri juga terlibat aktif dalam berbagai perlawanan terhadap
penjajahan di berbagai daerah, baik melalui jalur militer maupun diplomasi.
Mereka menggunakan jaringan pesantren sebagai basis pengorganisasian
perjuangan, yang ditopang oleh nilai-nilai keikhlasan, keperwiraan, dan
pengabdian kepada bangsa dan agama.
Dengan demikian, santri
tidak hanya berperan di medan perang, tetapi juga dalam membangun kesadaran
nasional dan semangat kebangsaan di kalangan masyarakat.
b. Peran Santri dalam
Menjaga Nilai-Nilai Keagamaan dan Kebangsaan
Selain kontribusi mereka
dalam perjuangan fisik melawan penjajah, santri juga memiliki peran penting
dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.
Pesantren, sebagai institusi pendidikan tradisional Islam, telah menjadi
penjaga utama ajaran Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. Nilai-nilai
ini sangat penting dalam menjaga keharmonisan sosial dan mencegah berkembangnya
ekstremisme yang dapat merusak persatuan bangsa.
Santri diajarkan untuk
mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam yang membawa
rahmat bagi seluruh alam. Nilai-nilai ini tercermin dalam ajaran tawassuth
(moderasi), tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan), dan i'tidal (keadilan)
yang menjadi landasan kehidupan pesantren. Dengan prinsip-prinsip ini, santri
berperan dalam menjaga keutuhan bangsa, melawan segala bentuk radikalisme,
serta mempromosikan dialog antaragama dan budaya.
Tidak hanya itu, santri
juga memainkan peran penting dalam penguatan identitas kebangsaan. Melalui
pendidikan di pesantren, mereka belajar tentang sejarah perjuangan bangsa,
nilai-nilai Pancasila, dan konsep NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Pemahaman ini kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari santri, baik di
lingkungan pesantren maupun ketika mereka kembali ke masyarakat luas.
Dengan demikian, santri
telah menjadi penjaga moralitas bangsa, yang tidak hanya berpegang teguh pada
ajaran agama, tetapi juga pada nilai-nilai kebangsaan yang telah diwariskan
oleh para pendiri bangsa. Mereka mampu memadukan antara semangat keagamaan dengan
semangat kebangsaan, yang menjadi ciri khas Islam Nusantara.
I. Pengertian Santri
sebagai Pilar Peradaban
1. Definisi Santri
a. Pengertian Santri dari
Perspektif Tradisional dan Modern.
Santri secara tradisional
merujuk pada individu yang belajar di pesantren, tempat di mana mereka menerima
pendidikan agama Islam dan nilai-nilai moral. Dalam konteks ini, santri
dianggap sebagai pelajar yang mengabdikan diri untuk memahami ajaran Islam dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam perspektif
modern, pengertian santri telah meluas. Saat ini, santri tidak hanya terbatas
pada mereka yang belajar di pesantren, tetapi juga mencakup siapa saja yang
berkomitmen untuk menjalankan ajaran Islam dan berusaha memperbaiki akhlak serta
moralitas dalam kehidupan sosial mereka. Dengan demikian, santri dapat
diartikan sebagai individu yang berusaha untuk menjadi lebih baik, baik dalam
aspek spiritual maupun sosial.
b. Santri sebagai Agen
Pembawa Nilai-nilai Keagamaan, Moral, dan Sosial.
Santri berperan penting
sebagai agen pembawa nilai-nilai keagamaan, moral, dan sosial dalam masyarakat.
Mereka tidak hanya belajar tentang agama, tetapi juga diharapkan untuk
mengamalkan dan menyebarkan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat luas.
Dalam konteks ini, santri
berfungsi sebagai teladan dalam berperilaku baik, berakhlak mulia, dan
berkontribusi positif terhadap lingkungan sosial mereka. Dengan demikian,
santri menjadi jembatan antara ajaran agama dan praktik kehidupan sehari-hari,
yang pada gilirannya dapat membantu membangun masyarakat yang lebih baik dan
beradab.
2. Makna 'Pilar
Peradaban'
a. Konsep Peradaban dalam
Konteks Masyarakat yang Maju, Beradab, dan Bermoral.
Peradaban dapat dipahami
sebagai suatu tatanan masyarakat yang ditandai oleh kemajuan dalam berbagai
aspek, termasuk ilmu pengetahuan, budaya, dan moralitas. Masyarakat yang maju
adalah masyarakat yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,
dan etika dalam setiap aspek kehidupan.
Dalam konteks ini, santri
sebagai pilar peradaban memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa
nilai-nilai tersebut tetap terjaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Peran Santri dalam
Membangun dan Mempertahankan Tatanan Sosial yang Beradab.
Santri memiliki peran
yang sangat penting dalam membangun dan mempertahankan tatanan sosial yang
beradab. Mereka diharapkan untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya
mengedukasi diri sendiri, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Dengan mengamalkan ajaran
Islam yang rahmatan lil'alamin, santri dapat berkontribusi dalam menciptakan
masyarakat yang harmonis, toleran, dan saling menghormati. Dalam hal ini,
santri berfungsi sebagai pilar yang mendukung peradaban yang beradab dan bermoral,
serta menjadi contoh bagi generasi mendatang untuk terus berjuang dalam
meningkatkan kualitas diri dan masyarakat.
II. Kontribusi Santri
dalam Membangun Peradaban
1. Peran Santri dalam
Pendidikan
a. Pesantren sebagai
Pusat Pendidikan Moral dan Agama.
Pesantren telah lama
dikenal sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama,
tetapi juga membentuk karakter dan moral santri. Dalam konteks ini, pesantren
berfungsi sebagai pusat pendidikan yang mengintegrasikan ajaran agama dengan nilai-nilai
kemanusiaan.
Melalui kurikulum yang
mencakup pelajaran agama, etika, dan keterampilan hidup, pesantren berperan
dalam membentuk santri menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Dengan demikian, pesantren
menjadi fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang beradab dan bermoral.
b. Kontribusi Santri
dalam Menciptakan Generasi yang Berakhlak Mulia dan Berilmu.
Santri memiliki tanggung
jawab untuk meneruskan nilai-nilai yang mereka pelajari di pesantren kepada
generasi berikutnya. Dengan mengamalkan ajaran agama dan moral yang baik,
santri berkontribusi dalam menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan berilmu.
Mereka tidak hanya
menjadi pelajar, tetapi juga pengajar dan teladan bagi masyarakat. Melalui
berbagai kegiatan sosial dan pendidikan, santri dapat menyebarkan pengetahuan
dan nilai-nilai positif, sehingga membantu membangun masyarakat yang lebih
baik.
2. Santri dan
Kepemimpinan Berbasis Nilai
a. Santri sebagai
Pemimpin dalam Berbagai Sektor: Pemerintahan, Sosial, dan Agama.
Santri memiliki potensi
besar untuk menjadi pemimpin di berbagai sektor, termasuk pemerintahan, sosial,
dan agama. Dengan pendidikan yang mereka terima, santri dilatih untuk memiliki
integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Nilai-nilai ini sangat
penting dalam kepemimpinan yang efektif dan beretika. Santri yang berperan
sebagai pemimpin dapat membawa perubahan positif dalam masyarakat, dengan
mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
b. Contoh Tokoh-Tokoh
Santri yang Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia.
Sejarah Indonesia
mencatat banyak tokoh santri yang berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan dan
pembangunan bangsa. Misalnya, Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari, pendiri
Nahdlatul Ulama, yang berperan penting dalam pendidikan dan sosial.
Selain itu, tokoh-tokoh
seperti KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, juga menunjukkan bagaimana
santri dapat berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mereka
menjadi inspirasi bagi generasi santri saat ini untuk terus berjuang demi kemajuan
bangsa.
3. Santri dan
Pemberdayaan Ekonomi Umat
a. Inisiasi
Program-Program Ekonomi Berbasis Pesantren
Pesantren tidak hanya
berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan
ekonomi umat. Banyak pesantren yang telah menginisiasi program-program ekonomi
yang memberdayakan santri dan masyarakat sekitar.
Melalui pelatihan
keterampilan, pengembangan usaha kecil, dan koperasi, pesantren berkontribusi
dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat. Program-program ini tidak hanya
membantu santri untuk mandiri secara finansial, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal.
b. Peran Santri dalam
Pengembangan Ekonomi Syariah dan Kewirausahaan Sosial
Santri juga berperan
penting dalam pengembangan ekonomi syariah dan kewirausahaan sosial. Dengan
pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam, santri dapat
menjadi pelopor dalam menciptakan usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi
juga beretika dan bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui inovasi dan
kreativitas, santri dapat mengembangkan model bisnis yang sesuai dengan
nilai-nilai syariah, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif.
III. Tantangan dan
Peluang Santri di Era Modern
1. Tantangan Globalisasi
dan Teknologi
a. Bagaimana Santri
Menghadapi Tantangan Era Digital dan Globalisasi
Era globalisasi dan
digitalisasi membawa tantangan yang signifikan bagi santri. Akses informasi
yang cepat dan luas dapat mempengaruhi pemahaman dan nilai-nilai yang dipegang
oleh santri. Tantangan ini menuntut santri untuk lebih kritis dan selektif dalam
menyaring informasi yang mereka terima.
Santri perlu dilatih
untuk memahami konteks global tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai
keagamaan yang telah ditanamkan di pesantren. Dengan kemampuan ini, santri
dapat berkontribusi dalam menghadapi isu-isu global, seperti radikalisasi dan
intoleransi, dengan cara yang konstruktif dan berbasis pada pemahaman agama
yang benar.
b. Transformasi Pesantren
dalam Penerapan Teknologi dan Pendidikan Modern
Untuk menghadapi
tantangan ini, banyak pesantren yang mulai melakukan transformasi dalam metode
pendidikan dan penerapan teknologi. Penggunaan media sosial, platform
pembelajaran online, dan aplikasi pendidikan menjadi hal yang umum di pesantren
modern.
Ini tidak hanya
meningkatkan akses santri terhadap berbagai ilmu pengetahuan, tetapi juga
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan berbagai pemikiran dan perspektif
dari dunia luar. Dengan demikian, pesantren berperan sebagai lembaga yang
adaptif, mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan zaman sambil tetap
berpegang pada nilai-nilai keagamaan.
2. Peluang Santri dalam
Pembangunan Nasional
a. Santri sebagai Agen
Perubahan Sosial dalam Masyarakat Modern.
Santri memiliki potensi
besar untuk menjadi agen perubahan sosial di masyarakat modern. Dengan
pendidikan yang mereka terima, santri dapat mengimplementasikan nilai-nilai
keagamaan dalam konteks sosial yang lebih luas. Mereka dapat terlibat dalam
berbagai program sosial, mulai dari kegiatan kemanusiaan hingga pemberdayaan
masyarakat di sekitar mereka.
Santri yang aktif
berkontribusi dalam pembangunan sosial akan membantu menciptakan masyarakat
yang lebih inklusif, adil, dan beradab, serta mengatasi berbagai masalah sosial
yang dihadapi oleh komunitas mereka.
b. Peran Santri dalam
Menjaga Harmoni Sosial, Toleransi Beragama, dan Persatuan Bangsa.
Di tengah keragaman
budaya dan agama di Indonesia, santri memiliki peran penting dalam menjaga
harmoni sosial dan toleransi beragama. Dengan pemahaman yang mendalam tentang
ajaran Islam yang mengedepankan toleransi dan saling menghormati, santri dapat
menjadi jembatan antara berbagai kelompok masyarakat.
Mereka dapat berperan
dalam dialog antaragama, kegiatan lintas komunitas, dan program-program yang
memperkuat persatuan bangsa. Dengan demikian, santri tidak hanya berfungsi
sebagai individu yang berilmu, tetapi juga sebagai agen yang menjaga keutuhan
dan persatuan bangsa dalam menghadapi tantangan zaman.
IV. Refleksi Hari Santri
Nasional 2024
1. Memaknai Hari Santri
sebagai Momentum Kebangkitan.
a. Perenungan atas
Kontribusi Santri terhadap Indonesia hingga Saat Ini.
Hari Santri Nasional
merupakan momen yang tepat untuk merenungkan kontribusi santri dalam sejarah
dan perkembangan Indonesia. Sejak masa perjuangan kemerdekaan, santri telah
memainkan peran kunci dalam membangun bangsa melalui pendidikan, kepemimpinan,
dan pengabdian sosial.
Mereka tidak hanya
menjadi pelajar di pesantren, tetapi juga menjadi pejuang, pendidik, dan tokoh
masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai moral dan spiritual. Peringatan ini
mengajak kita untuk menghargai peran penting santri dalam konteks sejarah yang
lebih luas, serta menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus berkontribusi
dalam pembangunan bangsa.
b. Bagaimana Peringatan
Hari Santri dapat Menjadi Momentum Kebangkitan Peran Santri dalam Membangun
Peradaban yang Lebih Baik.
Peringatan Hari Santri
Nasional dapat dijadikan momentum untuk menggerakkan kembali semangat santri
dalam membangun peradaban yang lebih baik. Dengan mengangkat tema-tema yang
relevan, seperti keberagaman, toleransi, dan keadilan sosial, peringatan ini dapat
menginspirasi santri untuk berperan aktif dalam isu-isu kontemporer.
Selain itu, berbagai
kegiatan sosialisasi, seminar, dan aksi sosial dapat diadakan untuk menumbuhkan
rasa kepedulian dan tanggung jawab dalam membangun masyarakat yang beradab.
Momentum ini juga dapat memperkuat jaringan antara pesantren dan masyarakat, sehingga
kolaborasi dalam berbagai bidang dapat terjalin dengan baik.
2. Harapan untuk Masa
Depan
a. Peluang Santri untuk
Terus Berkontribusi dalam Kancah Nasional maupun Internasional.
Dengan semakin terbukanya
akses informasi dan peluang di era global, santri memiliki kesempatan untuk
berkontribusi tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
Mereka dapat terlibat dalam berbagai forum internasional, program pertukaran pelajar,
dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan global.
Santri yang berpendidikan
dan berwawasan luas dapat menjadi duta perdamaian dan toleransi, menyebarkan
nilai-nilai Islam yang rahmatan lil'alamin kepada dunia luar. Ini akan
memperkuat citra positif Indonesia di kancah internasional dan mengukuhkan
peran santri sebagai agen perubahan global.
b. Peran Santri dalam
Menciptakan Masyarakat yang Religius, Adil, dan Makmur.
Di masa depan, santri
diharapkan dapat terus berperan dalam menciptakan masyarakat yang religius,
adil, dan makmur. Dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial, santri
dapat menjadi pelopor dalam berbagai gerakan sosial yang berorientasi pada
kesejahteraan umat.
Mereka juga dapat
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis
syariah, menciptakan lapangan kerja, serta memberdayakan masyarakat. Dengan
komitmen yang kuat untuk menjalankan ajaran agama dan berkontribusi dalam
pembangunan sosial, santri akan terus menjadi pilar peradaban yang kokoh dan
inspiratif bagi generasi mendatang.
Penutup
1. Kesimpulan
a. Rangkuman Peran Santri
sebagai Pilar Peradaban.
Santri telah terbukti
menjadi pilar peradaban yang penting dalam sejarah dan perkembangan bangsa
Indonesia. Melalui pendidikan di pesantren, santri tidak hanya dibekali dengan
pengetahuan agama, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang menjadi landasan
dalam kehidupan sosial.
Peran mereka sebagai agen
perubahan, pemimpin, dan pemberdaya masyarakat sangat signifikan dalam
menciptakan masyarakat yang beradab, toleran, dan sejahtera. Dalam menghadapi
berbagai tantangan global, santri memiliki potensi untuk terus berkontribusi dalam
pembangunan nasional dan internasional, menjadikan mereka sebagai garda
terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
b. Pentingnya Menjaga
Nilai-nilai dan Tradisi Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Masa Depan.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan yang cepat,
penting bagi santri dan pesantren untuk tetap menjaga nilai-nilai dan tradisi
yang telah ada. Nilai-nilai keagamaan, moralitas, dan etika yang diajarkan di
pesantren harus diadaptasi dan diterapkan dalam konteks yang relevan dengan
tantangan masa depan. Dengan cara ini, santri dapat tetap menjadi penggerak
perubahan yang tidak hanya berlandaskan pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada
akhlak dan budi pekerti yang luhur.
2. Ajakan untuk Merayakan
Hari Santri dengan Refleksi dan Aksi Nyata
a. Mengajak Seluruh
Elemen Bangsa untuk Terus Mendukung Peran Santri dalam Membangun Peradaban yang
Bermartabat.
Peringatan Hari Santri
Nasional hendaknya bukan hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga momen
untuk melakukan refleksi dan aksi nyata. Kami mengajak seluruh elemen
bangsa—baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi—untuk terus mendukung dan
memberdayakan santri dalam peran mereka sebagai pilar peradaban.
Melalui kerjasama yang baik dan kolaborasi lintas sektor, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi santri untuk berkontribusi lebih besar dalam membangun masyarakat yang bermartabat, damai, dan sejahtera. Mari kita bersama-sama merayakan Hari Santri dengan semangat kebangkitan dan komitmen untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
0 Post a Comment:
Posting Komentar