Jumat, 29 Desember 2023

"Jejak Cahaya Dusun Mbatang: Perjalanan Dakwah yang Membahana"

Pada tahun 2019, langit masih cerah di ujung Desa Margomulyo kecamatan Margomulyo, khususnya di dusun Mbatang. Di tengah gemuruh daun rimbun dan hening desa, saya memulai perjalanan dakwah yang penuh makna. Sebagai Pendakwah dan Penyuluh Agama Islam di KUA Margomulyo, tanggung jawab itu seolah menjadi sehelai kain yang melekat erat di pundak.


Setiap langkah yang diambil, saya rasakan sebagai jejak yang berdampak di kehidupan warga. Audien saya terdiri dari para petani yang setia mengolah tanah, warga NU dalam segala struktur organisasinya, hingga perangkat desa dan ASN yang turut menyimak setiap kata dakwah.


Dalam perjalanan dakwah ini, saya menjadi bagian dari kehidupan mereka, menyatu dengan keseharian dan kisah hidup di Mbatang. Sukses dan kegagalan menjadi sahabat setia, mengiringi setiap langkah menuju hati-hati yang masih merindu petunjuk.


Pada awal tugas, suka dan duka seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Meski beratnya tanah yang diinjak, namun senyum dan kehangatan hati warga menjadi pelipur lara. Setiap kata yang terucap menjadi benih yang tumbuh, meresap ke dalam kehidupan mereka dengan lembut.


Medan dakwah menjadi panggung kegiatan yang penuh warna. Meskipun terkadang harus melalui rintangan yang sulit, semangat tak pernah luntur. Warga Mbatang menggenggam erat pesan-pesan dakwah, membentuk kebersamaan yang membelah sunyi dusun.


Sebagai Pengurus NU di MWCNU Margomulyo, saya merajut simpul ukhuwah yang semakin erat. Di setiap majelis taklim dan pertemuan, cinta akan ilmu dan agama menjadi api yang tak pernah padam. Bersama-sama, kami meniti perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam akan ajaran Islam.


Peran sebagai Penyuluh Agama Islam dan Pendakwah di dusun Mbatang bukan sekadar tugas rutin, melainkan panggilan jiwa yang menuntun saya melewati hutan cemara dakwah. Dan kisah ini masih terus bergulir, mewarnai setiap halaman hidup warga dengan kebaikan dan kedamaian.

Perjalanan dakwah ini bukan hanya tentang mengajar, tapi juga belajar dari setiap langkah. Setiap pagi di dusun Mbatang, terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an menyapa mentari baru. Bersama warga, kami merajut doa dan harapan di bawah naungan pohon-pohon tua yang menjadi saksi bisu kebersamaan.


Di tengah kesederhanaan desa, setiap perangkat desa dan ASN menjadi bagian dari perubahan positif. Mereka bukan hanya sekadar pendengar, tetapi penggerak dalam mewujudkan nilai-nilai kebaikan. Dari pertemuan ke pertemuan, kesadaran akan pentingnya harmoni antara agama dan kehidupan sehari-hari semakin mengakar.


Melalui kegiatan dakwah, terjalin jalinan kasih sayang yang melintasi batas-batas struktural. Warga NU dalam semua strukturalnya bukan hanya angka-angka statistik, melainkan jiwa yang bersatu dalam cinta kepada Allah dan sesama. Kegiatan bersama seperti gotong-royong dan pengajian keliling mengukuhkan ikatan kebersamaan yang tak ternilai harganya.


Rintangan dan tantangan selalu menghampiri, namun semangat untuk terus berdakwah tidak pernah surut. Dari pertanian hingga kantor, setiap sudut dusun menjadi ladang amal kebaikan. Peran sebagai Pendakwah tidak hanya terfokus pada mimbar masjid, tetapi merambah ke kehidupan sehari-hari, meresapi realitas dan memberikan solusi dari sudut pandang agama.


Perjalanan ini masih terus berlangsung, setiap babak membawa kisah yang baru. Hingga saat ini, kegiatan dakwah menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan di dusun Mbatang. Di antara hiruk-pikuk dunia, suara adzan tetap menggema, mengingatkan akan tujuan yang lebih mulia.


Dan dalam setiap cerita dakwah yang diceritakan, semoga dapat menginspirasi dan menyentuh hati setiap pembaca. Sebab, perjalanan dakwah bukan hanya tentang membawa kata-kata, melainkan menyinari setiap hati dengan cahaya keimanan dan kasih sayang.

0 Post a Comment:

Posting Komentar