Senin, 19 Agustus 2024

"Senandung Khidmah di Beranda KUA: Menjalin Canda, Menyulam Asa"


Senin pagi, 19 Agustus 2024, mentari bersinar hangat di atas KUA Kecamatan Margomulyo, seolah menyambut dengan penuh kehangatan bagi siapa saja yang menginjakkan kaki di sana. Di beranda KUA yang teduh, kami bertiga, Saya, Pak Paniran, dan Pak Udin, duduk bersama, menikmati sejuknya pagi yang disertai canda tawa yang renyah. Ada keakraban yang terjalin di antara kami, seolah beranda ini menjadi saksi bisu kebersamaan yang telah lama terbangun.


Awalnya, hanya Saya dan Pak Paniran yang mengisi beranda itu. Kami bercakap-cakap ringan, membahas berbagai hal tentang kehidupan, hingga akhirnya percakapan kami beralih ke topik yang lebih serius—evaluasi kegiatan dakwah di majelis taklim yang menjadi tanggung jawab kami. Pembicaraan itu mengalir begitu saja, antara tawa dan evaluasi, seolah dua hal itu adalah teman lama yang tak bisa dipisahkan.


Tak lama kemudian, Pak Udin datang menyusul, menambah kehangatan perbincangan kami. Dengan senyum khasnya, ia langsung bergabung dalam diskusi kecil kami. Di beranda yang sederhana itu, kami bertiga berbagi cerita, mengingat kembali momen-momen penting dalam tugas dakwah kami. Setiap kata yang terucap, setiap tawa yang tercipta, membawa rasa syukur atas khidmah yang kami jalani sebagai Penyuluh Agama Islam di KUA Kecamatan Margomulyo.


Di dalam aula KUA, suasana berbeda terasa. Beberapa pasang pengantin tengah melangsungkan ijab kabul, disaksikan dengan khidmat oleh Pak Naib dan teman-teman P3N. Suara lembut lantunan akad pernikahan mengisi ruang, mengingatkan kami bahwa di tempat ini, tak hanya dakwah yang kami jalani, tetapi juga kehidupan baru yang dilahirkan dalam ikatan suci pernikahan. Kehidupan yang akan dijalani dengan doa-doa dan harapan baru, seiring dengan tugas kami yang terus berjalan.


Sebagai penyuluh yang ditugasi melayani bimbingan dan penyuluhan melalui majelis taklim, kami memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Setiap pekan, kami melakukan evaluasi kinerja, merencanakan progres kegiatan berikutnya, agar langkah-langkah dakwah kami tetap terarah dan berdampak positif bagi masyarakat. Hari ini, seperti setiap Senin lainnya, kami duduk bersama untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan selama seminggu terakhir, sekaligus merancang apa yang akan kami lakukan pada minggu yang akan datang.


Tidak ada beban di antara kami, hanya rasa bahagia dan bangga sebagai bagian dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Khidmah ini adalah panggilan hati, dan dalam setiap tawa yang kami bagikan di beranda KUA, tersimpan keyakinan bahwa apa yang kami lakukan adalah langkah kecil yang berarti besar bagi umat. Di tempat ini, beranda KUA Margomulyo, kami bukan hanya sekadar rekan kerja, tetapi juga saudara yang saling mendukung dalam menjalankan tugas mulia ini.


Kami tahu, perjalanan dakwah masih panjang, dan banyak yang harus dipersiapkan. Namun, dengan kebersamaan ini, kami yakin bahwa setiap tantangan bisa dihadapi, setiap hambatan bisa dilewati. Beranda ini akan terus menjadi saksi, bagaimana kami, para penyuluh, terus berkhidmah dengan penuh dedikasi, mengabdikan diri demi kemaslahatan umat dan bangsa. Di sini, di bawah langit Margomulyo, kami akan terus melangkah, menebarkan cahaya kebaikan yang tak pernah padam.


Ketika jarum jam di dinding KUA Margomulyo mulai bergerak mendekati siang, suasana di beranda tetap hidup. Percakapan kami mengalir dari satu topik ke topik lain, mulai dari keberhasilan dakwah di majelis taklim hingga tantangan yang kami hadapi di lapangan. Setiap cerita membawa warna tersendiri, menciptakan mozaik kebersamaan yang semakin erat.


Di sela-sela perbincangan, sesekali kami menoleh ke dalam aula, tempat prosesi ijab kabul berlangsung. Melihat wajah-wajah bahagia pasangan pengantin yang baru saja mengucap janji suci, kami tersenyum penuh haru. Betapa indahnya momen tersebut, momen yang mengingatkan kami akan pentingnya peran agama dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik.


Waktu berlalu, dan tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Matahari siang mulai terasa terik, namun semangat kami tetap menyala. Kami mengakhiri pertemuan dengan doa pengharapan, memohon kepada Allah SWT agar setiap langkah dakwah kami selalu diberkahi dan diberikan kemudahan.


Saat kami beranjak dari beranda KUA Margomulyo, ada perasaan yang hangat di dalam hati. Kebersamaan yang terjalin di tempat sederhana ini memberikan energi baru bagi kami untuk terus berkhidmah. Kami tahu, tantangan di depan tidaklah mudah, namun dengan kebersamaan dan semangat yang terus kami jaga, insya Allah, setiap langkah yang kami ambil akan membawa kebaikan bagi umat.


Beranda KUA Margomulyo hari itu bukan hanya sekadar tempat untuk duduk dan bercengkerama, tetapi telah menjadi ruang yang penuh makna. Di sini, kami menemukan kekuatan dalam kebersamaan, menanamkan tekad untuk terus melangkah dengan penuh keyakinan, mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara. Kami, para penyuluh agama, akan terus menjaga amanah ini, menebarkan kebaikan dan kedamaian di setiap sudut Kecamatan Margomulyo, selamanya.


FKPAIMedian

0 Post a Comment:

Posting Komentar