Setelah laporan diterima oleh petugas PTSP, Syaifuddin melanjutkan proses penyetoran kepada Ibu Suparmi, staf Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Kemenag Bojonegoro. Dengan senyum ramah, Ibu Suparmi memeriksa dokumen yang diajukan. Selesai verifikasi, suasana hangat tercipta saat Syaifuddin mengabadikan momen dengan berswafoto bersama Ibu Suparmi. Foto tersebut menjadi simbol keberhasilan dan bukti tanggung jawab penyetoran laporan.
Menariknya, laporan bulan Agustus ini merupakan laporan pertama yang berhasil disetorkan oleh Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Margomulyo, menandai sebuah dedikasi dan keseriusan mereka dalam menjalankan tugas dakwah dan penyuluhan di tengah masyarakat. Setiap laporan yang disampaikan tak hanya berupa data, namun juga representasi kerja keras dan pengabdian dalam membina umat, menjaga keselarasan hidup beragama, serta memerangi pengaruh negatif radikalisme dan aliran sesat.
Dengan selesainya proses penyetoran ini, Syaifuddin dan rekan-rekan penyuluh lainnya semakin mantap melangkah dalam menjalankan amanah dakwah di Kecamatan Margomulyo, menebarkan pesan damai dan harmoni di tengah masyarakat yang majemuk.
Langkah Syaifuddin pada hari itu bukan sekadar formalitas administratif. Ia membawa semangat dari delapan rekan Penyuluh Agama Islam lainnya, yang masing-masing memiliki cerita dan perjuangan dalam mengawal kehidupan beragama di Kecamatan Margomulyo. Setiap laporan yang diserahkan menggambarkan komitmen untuk terus berada di garis depan dalam menangkal radikalisme dan aliran sesat, demi menciptakan lingkungan yang rukun dan harmonis.
Perjalanan pulang dari Bojonegoro ke Margomulyo tak hanya disertai oleh tiga laporan yang sudah diverifikasi, tetapi juga rasa syukur dan kebanggaan. Di sepanjang perjalanan, terlintas dalam benak Syaifuddin bagaimana setiap program penyuluhan yang mereka lakukan telah berdampak nyata di masyarakat. Dari bimbingan keagamaan, penyuluhan bahaya narkoba, hingga upaya memerangi pengaruh destruktif judi online—semua itu tersirat dalam lembaran laporan yang baru saja ia setor.
Tak terasa, waktu terus berjalan, dan setoran laporan bulan Agustus ini menjadi penanda betapa cepatnya waktu berlalu dalam pengabdian. Namun, di balik itu, ada keyakinan bahwa setiap hari yang dijalani oleh para penyuluh adalah hari-hari yang penuh makna. Mereka tak hanya menyampaikan ceramah atau nasihat, tetapi juga membawa misi yang lebih besar: menjaga moral, menguatkan iman, dan menanamkan nilai-nilai kebajikan di hati masyarakat.
Keberhasilan Syaifuddin dan rekan-rekannya dalam menyetorkan laporan kali ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tugas-tugas berikutnya yang menanti. Dalam kebersamaan mereka sebagai Penyuluh Agama Islam, ada tekad untuk terus meningkatkan kualitas dakwah, memberikan bimbingan yang lebih baik, dan mendampingi masyarakat dengan penuh keikhlasan.
Dengan pulangnya Syaifuddin ke Margomulyo, semangat baru pun terlahir. Mereka bersiap untuk tantangan bulan berikutnya, dengan harapan setiap langkah yang diambil akan selalu diberkahi dan membawa manfaat yang besar bagi umat. Sebuah kisah pengabdian yang tak pernah berhenti, yang terus berlanjut dengan penuh dedikasi dan cinta pada agama serta masyarakat.
0 Post a Comment:
Posting Komentar