Ketua PAC Muslimat NU Margomulyo, Ibu Maslahah, menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh pengurus dan anggota yang telah mendukung terselenggaranya acara ini secara konsisten. "Matursuwun atas partisipasi semua pengurus dan anggota atas terselenggaranya acara ini dengan istiqomah," ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Puncak acara diisi oleh kajian rutin Kitab Arruh yang dibawakan oleh Kiyai Badrun, Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) KUA Margomulyo. Pada kesempatan kali ini, beliau membahas Bab Kelima dari kitab tersebut, yang menyoroti hal-hal yang membedakan satu ruh dengan ruh yang lain di akhirat kelak. Dalam penyampaiannya, Kiyai Badrun menegaskan bahwa amalan baik yang dilakukan setiap individu selama hidupnya di dunia akan menjadi pembeda utama di akhirat. "Kelak, yang membedakan antara masing-masing ruh adalah ikhtiar amal kebaikan yang dilakukan ketika masih di alam dunia," jelas beliau, menekankan pentingnya ketulusan dalam beramal.
Selain membahas perbedaan ruh di akhirat yang ditentukan oleh amal perbuatan, Kiyai Badrun juga menyinggung peran strategis pemberdayaan wakaf sebagai investasi amaliah yang berdampak jangka panjang, baik di dunia maupun di akhirat. Beliau menjelaskan bahwa wakaf bukan sekadar harta yang diperuntukkan bagi kemaslahatan hidup di dunia, melainkan juga sebagai bekal pahala abadi yang terus mengalir untuk kehidupan di alam baqa’.
"Wakaf adalah salah satu bentuk amal jariyah yang pahalanya tidak terputus, bahkan setelah seseorang meninggal dunia. Dalam Islam, wakaf menempati posisi penting karena kemanfaatannya yang berkesinambungan," ungkap Kiyai Badrun, seraya mengajak para jamaah untuk tidak ragu dalam berwakaf jika memiliki kemampuan. Beliau menekankan bahwa wakaf bisa berwujud apa saja yang mendukung kebaikan, seperti tanah, bangunan, atau bahkan alat-alat yang berguna bagi masyarakat luas.
Kiyai Badrun juga menyoroti bahwa pemberdayaan wakaf di level komunitas NU dapat mencakup berbagai sektor, seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi umat. Menurutnya, jika wakaf dikelola dengan baik, ia tidak hanya akan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi amalan yang mengantarkan pemiliknya pada kedudukan mulia di akhirat. Dengan demikian, wakaf memiliki dimensi spiritual dan sosial, membantu memenuhi kebutuhan umat sekaligus membekali amal kebajikan bagi kehidupan kekal.
Dalam penutupan tausiyahnya, beliau mengajak seluruh jamaah PAC Muslimat NU Margomulyo untuk mempertimbangkan berwakaf dengan niat ikhlas dan penuh kepercayaan bahwa amalan tersebut akan memberi manfaat jangka panjang. "Semoga melalui pemberdayaan wakaf, kita dapat mewujudkan amal yang terus berkembang, mengalirkan pahala tak terputus untuk bekal kita di akhirat," tutup Kiyai Badrun penuh harap, membangkitkan inspirasi bagi para jamaah untuk menjadikan wakaf sebagai bagian dari perjuangan dan pengabdian dalam hidup mereka.
Kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang hadir. Pembahasan mendalam mengenai kitab Arruh ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi jamaah untuk terus memperbaiki diri, meningkatkan amalan kebaikan, dan menjaga keikhlasan dalam setiap langkah mereka. Dengan adanya kegiatan seperti ini, PAC Muslimat NU Margomulyo berkomitmen untuk terus menjadi wadah bagi anggotanya dalam memperdalam pengetahuan agama dan membentuk karakter yang lebih kuat dalam berkhidmat kepada Allah dan umat.
Acara ditutup dengan doa bersama, memohon agar kegiatan ini membawa manfaat yang besar bagi seluruh jamaah, dan menjadi bekal berharga dalam membangun pribadi yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.
0 Post a Comment:
Posting Komentar