Di bulan Muharram yang penuh berkah ini, para penyuluh agama Islam dari KUA Margomulyo berkumpul untuk mempererat tali silaturahmi. Meski berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka bersatu dalam satu tujuan: memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang mereka layani.
Baca Juga: Majelis
Taklim Manja'al Ulum Gelar Penyuluhan "Stop Judi Online" untuk
Keselamatan Masyarakat
Ketika mereka melangkahkan kaki, mengunjungi rumah demi rumah, mendengarkan keluh kesah, dan memberikan bimbingan rohani, terasa ada sesuatu yang mengikat mereka. Bukan hanya sekedar tugas, melainkan panggilan nurani yang mengalir dalam darah. Mereka berbagi suka dan duka, menguatkan satu sama lain dalam mengemban amanah.
Meski tidak terikat oleh hubungan darah, para penyuluh agama ini saling memahami, mengayomi, dan menjaga satu sama lain. Mereka bagaikan saudara yang lahir dari rahim yang sama, merasakan denyut nadi yang seirama. Perbedaan latar belakang hanyalah hiasan indah yang memperkaya perjalanan mereka.
Baca Juga: Judi
Online Merusak Mental Generasi Bangsa: Bimbingan dan Penyuluhan di Jama'ah MT
Al-Huda
Ketika salah seorang dari mereka menghadapi cobaan, entah karena sakit, duka, atau masalah lainnya, semuanya merasakan hal yang sama. Rasa pedih, khawatir, dan keinginan untuk membantu mengalir begitu kental. Mereka tahu, bahwa suka atau duka adalah milik bersama.
Baca Juga: Sinergi
dalam Menangkal Bahaya Sosial dan Menjaga Kerukunan
Motivasi para penyuluh agama ini bukanlah semata-mata untuk mencari kekayaan atau kemewahan duniawi. Mereka paham, bahwa apa yang mereka lakukan adalah panggilan jiwa, sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Sang Maha Kuasa. Kebersamaan mereka dilandasi oleh rasa tulus, ikhlas, dan pengabdian yang tulus.
Setiap suka dan duka, setiap langkah dan perjuangan, setiap harapan dan doa, semuanya melebur menjadi satu. Tidak ada batas-batas yang memisahkan, hanya satu detak jantung yang menyatu. Mereka paham, bahwa apa yang mereka rasakan adalah cerminan dari apa yang dirasakan oleh masyarakat yang mereka layani. Karena, sesungguhnya, rasa kami adalah rasa kita.
Meski terkadang dihadapkan pada tantangan dan ombak kehidupan yang ganas, para penyuluh agama ini tak pernah patah semangat. Mereka bagai kapten kapal yang teguh memegang kemudi, membawa perahu kehidupan masyarakat melewati setiap badai dan gejolak.
Baca Juga: Kegiatan
Penyuluhan Agama Islam "Stop Judi Online" di MWCNU Margomulyo
Ketika masyarakat diselimuti keraguan, kebimbangan, atau kesedihan, kehadiran mereka bagai lentera yang menerangi jalan. Dengan sabar dan penuh kasih, mereka membimbing, menguatkan, dan memberikan pencerahan. Setiap nasihat dan doa yang mereka panjatkan, bagaikan bintang-bintang yang menerangi malam.
Baca Juga: Bimbingan
dan Penyuluhan Agama Islam: Peran NU dalam Menanggulangi Dampak Judi Online
Tak jarang, mereka dihadapkan pada situasi di mana masyarakat terpecah-pecah, terbelah oleh perbedaan pandangan atau kepentingan. Namun, dengan bijaksana dan penuh pengertian, mereka menjadi perekat yang menyatukan kembali hati-hati yang retak. Mereka membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci menuju kedamaian.
Bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan, para penyuluh agama ini menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat. Mereka tidak hanya menyerukan kebaikan, tetapi juga mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan mereka menjadi inspirasi bagi semua orang.
Baca Juga: Kegiatan
Penyuluhan Bahaya Judi Online oleh Ketua FKPAI KUA Kecamatan Margomulyo
Meskipun tak jarang mereka dihadapkan pada hambatan dan tantangan, namun mereka tak pernah menyerah. Setiap tetes keringat, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap langkah yang ditempuh, berbuah manis dalam wujud perubahan positif di tengah masyarakat. Melihat kemajuan dan kesejahteraan umat, adalah hadiah terbesar bagi mereka.
#Harmoni
#Kisah
Subhaanakalloohumma wabihamdik.. Ij'alnaa nafsan waahidatan fil'ilmi wal hayyati
BalasHapusAllohumma qobul bijahi asma'illahil Maqbul
BalasHapus